Selasa, 21 Oktober 2008

Dua Puisi Romantis Lelaki vs. Perempuan

Puncak Cinta Bara Asmara

Dewiku
dalam kesepian begini
kuingin hanya satu: merasa panas nafasmu
dalam dakapan seorang perempuan
yang kemas meramas ganas
desak-mendesak dalam mesra
peluk-memeluk melepas dahaga

Emas Tempawan
lelaki sejati pasti tumpas
dikerling matamu pasti kandas
digelak galakmu pasti lemas
di teluk pualam di tubir emas.

Bukan aku jalang
jika kumimpi panas dakapanmu
engkau perempuan
ibarat gunung belum didaki
menarik ingin hati lelaki
hendak menapak di celah gaungmu
fana sesaat penat terlelap
waktu asyik minum di kolammu

Dewi Puspita
jika kau bunga
telah kuramas dalam tanganku
baunya kuhembuskan di celah selimut
kubawa mesra dalam mimpiku
tapi kau merpati
dekat tak tertangkap
dalam manjamu
jauh terasa ada di sisiku
meskipun hanya bayangan tubuhmu

Permaisuri Juwitaku
setiap gerak setiap isyarat
setiap kau angkat lengan gebumu
gemuruh gempar seluruh darahku
setiap rambut setiap roma
setiap urat setiap saraf
segala yang lena bangkit menerjang
siap menanti goyang pingganggmu
dalam paduan paluan perang!

Dikau Ratu Asmara
engkau bukit engkau gunung
izinkan daku mendaki curammu
biar kujelajah kurenang dalam
engkau gua diserkup gerbang
bukalah pintumu
biar kumasuk sebagai lelaki
membawa palu memukul gendangmu
dalam paluan api asmara;
engkau kuda merengkek galak
lenggang pinggangmu bila kutunggang
angkat kakimu bila kupecut
kita berlari – kita berlari
biar termengah nafasmu sesak
kupegang rambutmu, kupecut cabok sakti
kita berlari – kita berlari
hingga nafasmu sesak
dan longlai dalam pelukan
erat rapat, mesra lupa
hingga tercetus keluhan meminta:
“oh kekasihku, pacuku lagi
tunggangi daku dengan cabokmu
biar kulesu dalam berlari!”

Mastika hati, kekasihku
puncak cinta, itulah sayang
bila berakhir pacuan laju
nafas nafsu menjadi layu
dua anggota bulat bersatu
damai terlena dalam lesu

Mohd Affandi Hassan, 1997


Lautan Di Waktu Subuh

Lautan di waktu subuh
ia tidak mengharukan
sepi tidak juga

Lautan di waktu subuh
ia tidak bengis
tidak juga dahsyat

Lautan di waktu subuh
ia seorang gadis yang baru merasai
nikmat keriaan hidup di malam pernikahan
melimpah keriangan membanjiri jasadnya
nikmat meliputi mempesonakan

Mahu disuarakan ke seluruh dunia
tapi, dalam genta keriaan subuh itu
ia malu pabila mengenangkan sekian
yang mengerikan buat pertama kalinya
namun itu kemesraan – lembut dan malu!

Lautan di waktu subuh
ia gadis yang menghirup rindu
dengan rahsia sebuah malu

Lautan di waktu subuh
di mana langit dan lautan bertemu di hujungnya
adalah pemandangan yang menakjubkan
riak mengusik gelombang beralun, ombak berteriak!
adalah peralihan waktu
fajar sinar dewasa

Zaihasra, 1979

Tiada ulasan: